watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

WANITA 1 RANJANG

Tak lama setelah aku makan sebuah restoran Sea
food,niatku kembali kerumah tapi kayaknya
masih terlalu banyak waktu.Aku tidak mau
buang-buang waktu,ku pikir berenang lebih
bagus.Ya ini mumpung ada gunanya juga,jaga
kesehatan tidak salah saya juga itung-itung
menabung untuk sehat di hari esok. Dari pada
waktu itu saya gunakan untuk happy yang tidak
tentu kapan habisnya.berenang di kolam renang
milik sebuah Country Club tepatnya sambil
menikmati suasana ya begitu,cewek-cewek yang
nampang berbikini tak asing karena disini adalah
kolam renang jadi sudah sewajarnya. dimana
saya tercatat sebagai membernya juga. Saat itu
sudah amat sore, sekitar pukul 5 . matahri sudah
mulai tenggelam berganti malam yang segera
menjelang, Saya baru saja naik ke pinggir kolam
renang untuk handukkan. Saya melihat ada
seorang gadis mungil bersama anak perempuan
kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15
tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari
saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu,
badannya bolah dibilang bagus, wajah manis,
kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit
yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat
bibir dan dadanya yang menantang sekali.
Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik
kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata
dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata
sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di
baju renangnya itu.
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang
ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia
bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu
ya ?? tanya saya gugup.
?Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk
kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami
berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama
Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi
cuma berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba
untuk menghangatkan suasana.
?Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam
BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk
atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama
maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut
Rev ??
?Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget,
yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya
pagiii bener? katanya lucu.
Saya tersenyum sambil memutar otak untuk
dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami
kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti
pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om
kenalan sama mami kamu, boleh kan ??
?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya,
habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa
katanya mau makan McD.?
?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ?
Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang
menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,
….”
Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka
datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget.
Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar
mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah
dada yang besar dan ranum, leher dan kulit
yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita,
kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut
bercerita tentang awal kami semua berkenalan,
dan mami mereka mendengarkan sambil
tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya.
Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29
tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya
ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang
pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,…
kesempatan nih. Makanya setelah makan dari
Mall, saya memberanikan diri untuk
mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata
Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di
rumahnya di bilangan Cilandak, saya
dipersilahkan masuk, langsung ke ruang
keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa
yang sepertinya capek sekali, langsung tidur.
Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa
depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja
dimana??, tanya saya.
?Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah
perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel
ogah-ogahan.
?Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka
sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang
memang kelihatan banget kalo dia deket sama
maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel
agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal
Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya
soal suamiku itu”.
?Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata
saya sambil tersenyum.?Eh Iya,… Mas Vito mau
minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari
sofa, ?Kopi mau ?
?Eh,… iya deh boleh,… ? jawab saya.Tak lama
kemudian Imel datang sambil membawa 2
cangkir kopi.?Ini kopinya,…? katanya sambil
tersenyum. Revi yang sedang nonton TV,
dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, ?Om,
malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan
mam ?? Imel yang ditanya, menjawab dengan
gugup, ?Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi
emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian
runtuh, saya menjawab sekenanya, ?Yah,… mau
sih,… ?
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½
12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan
berkata, ?Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu
ya ??
?Eh,iya,… ? jawab saya, ?kamu ndak tidur Rev,
kan besok sekolah ???Mmh, belom ngantuk,… ?
jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang
lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana
tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya
memakai celana dalam jenis G-string dan Bra
tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di
karpet terbelalak kaget melihat maminya
memakai baju se-sexy itu.?Ya ampun,… mami,…
bajunya itu lho, gak sopan banget.?
?Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake
baju ini. Sekalian nyobain lagi,? kata Imel sambil
tersenyum ke arah saya, ?Om Vito aja nggak
keberatan, masa kamu keberatan sih ??
Saya yang masih terkagum-kagum dengan
kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa
lagi.? Rev? kamu tidur sana, sudah malam.
Besok terlambat sekolah,… mami masih mau
ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!? kata
Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali
mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan
ngomong, ?Iya, Rev? besok telat masuk
sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.?Revi
sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh,…
mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om
Vito kok,…? tapi dia masuk juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan
agresi militer.?Mel, kok kamu pake baju kaya gitu
sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan
baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut
apa kalo? aku apa-apain ? ?Mas, aku memang
sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh
pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama
aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,? kata
Imel dengan mimik muka sedih.?Berarti suami
mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini
punya badan yang bagus, kulitnya putih,
bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu,
thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,? kata
saya bercanda.
?Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget,…?Si
Imel menatap saya dengan wajah lugu, ?Itu apa
mas ???Mmh, boleh aku jujur tidak ???Boleh,…
ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,…
mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ?anu?
mu pasti seukuran satu sendok makan? kata
saya sambil melakukan penetrasi dengan
mengelus pahanya.?Ooo,… ini,? kata Imel sambil
memegang buah dadanya sendiri, ?Mas Vito
mau ? terus apaku yang seukuran…?Belum
selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong
dengan memegang dan mengelus
kemaluannya, ?Ini,.. mu,… buka dong bajumu !?
kata saya asal.
Imel yang sepertinya sudah setengah jalan,
langsung melepas kain tipis yang menutupi
tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis
dan hangat, saya langsung membuka bra-nya.
Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali,
membiarkan celana dalamnya saya lucuti.?Mas,
aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…?
kata Imel tanpa memberi saya kesempatan
bicara, Imel langsung melepas baju dan celana
serta celana dalam saya, akibatnya dia shock
setengah mati melihat batangan saya yang
sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta
ijin, langsung jongkok di bawah saya dan
mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5
menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya
untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan
setengah mati, ketika lidah saya menyapu
dengan kasar klitorisnya.Imel saya suruh terlentang di karpet dan
membuka kakinya, ?Veggy?nya yang sudah
basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan
teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas
buah dadanya yang besar, dan menghisap
lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10
menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia
berdiri dan membelakangi saya dengan posisi
menungging dan berpegangan di meja
komputer didepannya, dia membuat jalan
masuk dengan menggunakan kedua jarinya.
Langsung saya pegang pantatnya dan saya
tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin
cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama
kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia
orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga
mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan
tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel,
dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks,
aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah
ndak tahan. Saya tanya : ?Mel, aku mau keluar,…
dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang
amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling
ke arah saya, ?Di dalam aja mas ! biar lengkap ?
Benar saja, akhirnya cairan saya, saya
semprotkan semua di dalam liang vaginanya.
Banyak sekali, kental dan lengket.
Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya
suruh menjilati ?Mr. Penny? saya. Hisapan Imel
tetap tidak berubah, tetap penuh gairah,
walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ?
Mr. Penny? saya.Sekitar 5 menit, Imel menikmati
si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya melepaskan
hisapannya dan bangun.?Mas, aku ke kamar
mandi dulu ya,? katanya, ?Aku mau nyuci ?ini?
dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri.?
Ya,… jangan lama-lama,… ? kata saya.Karena
sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya.
Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di
depan pintu kamarnya sambil memperhatikan
saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum
tidur ?? tanya saya setengah panik.?Belum.?
Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya,
sementara saya berusaha menutupi ?Mr. Penny?
saya dengan bantal sofa. ?Om, tadi ngapain
sama mami ?? tanyanya lagi.?Eh,… anu,… Om
sama mami lagi… ? belum selesai saya
menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.
Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil
tangan kanannya menutupi vaginanya dan
tangan kirinya menyilang menutupi buah
dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi
sih…),Imel berkata, ?Rev kamu ngapain, kok
belum tidur ??Revi berpaling menghadap
Maminya, ?Aku nggak bisa tidur, Mami tadi
berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??
Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya
menyuruh Imel duduk di samping saya, dan
Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap
kami.?Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu
sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan.
Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan
kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan
Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga
sering melakukan ini,? kata saya sambil melirik
Imel yang terlihat sudah agak santai. ?Tapi
karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta
tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.?Revi
terlihat sedikit bingung, ?Hal itu hal apa Om ??Di
sini, Imel mencoba menjelaskan, ?Rev, Mami
jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??
Revi tersenyum, ?Iya lah, mi. Revi saayyaaaang
banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami
sama Om Vito ngapain ??Saya tersenyum
sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang
cukup besar, ?Om Vito sama Mami lagi making
love.
Kamu tahu artinya kan ???Mmh,… iya dikit-dikit.
Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,?
jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi
bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel
mengangguk mengerti. ?Revi beneran mau lihat
Mami sama Om Vito making love ?? tanya
Imel.Revi menjawab dengan polos, ?Iya mau.
Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau
diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti
ketiban durian runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?!
soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu
tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.?Revi
merajuk, merayu Maminya, ?Mi, boleh ya ??Imel
ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu deh
ya ?!?Sambil tersenyum Revi menjawab, ?Iya
deh,…,? senang sekali ia.
Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa
langkah, dia masih duduk dan memperhatikan
dengan serius, ketika saya ?memamerkan?
batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa
melongo ketika saya mengulum bibir Maminya
sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu
itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk
melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil
Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya
menyuruh Revi untuk duduk mendekat
disamping saya.?Lihat Rev, Mami seneng banget
kan ?? kata saya. Sementara Imel melirik kami
sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya. ?Revi
sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.?
Belum Om.??Mau Om ajarin ndak ?? tanya saya
lagi sambil melingkarkan tangan saya di
lehernya.?Mau !? jawabnya singkat.?Ya sudah,…
Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito
lakukan, diikutin ya ?!?Belum sempat Revi
menjawab, saya langsung saja mengulum
bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya
menarik lidah saya dengan lembut di dalam
mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti,
walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.
Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya
melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan
mulus itu. Buah dada Revi memang belum
begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2
SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya
masih berwarna merah muda dan ketika saya
memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian.
Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya
dan membantu Revi melepas celana dalamnya
yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya
sama Om Vito ?kata Imel. Sementara saya
meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi
untuk menggenggam batang ?Mr. Penny? saya.?
Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata
Imel, ?Kamu hisap ?Mr. Penny?nya Om Vito,
seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti
kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum sayang
kepada Revi, ?Kadang di lepas, terus di jilat-jilat.
Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi
menjawab singkat, ?Bisa, mam ?Saya
mengarahkan si ?adik? ke mulut Revi, sambil
mengelus rambutnya yang hitam legam. ?Pelan-
pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi
tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi
menghisap, kadang dia memberikan instruksi.
Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi
berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya
yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus
menghiasi lubang sempit yang berwarna putih
kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega
untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan
jilati saja ?Veggy? muda itu. Revi benar-benar
kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat.
Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa
berbasa-basi, Imel langsung menduduki ?Mr.
Penny? saya, dan mulai melakukan gerak maju
mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus
mengerjai ?Mr. Penny? saya, saya meremas-
remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat.
Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih
menduduki si ?adik?, kali ini dia membelakangi
saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami,
saya suruh mendekat ke arah saya. Saya
menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ?
Veggy?nya di mulut saya. Sambil saya remas
pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan
lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai
akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ?
Veggy?nya dan direspon dengan gerakan yang
sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan,
sementara pada saat bersamaan, Maminya
mendesah keenakkan.
Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya
suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik
tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya
lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam
dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup
lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-
tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga,
begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan
dengan saya yang kembali memuntahkan
sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah
melepas si ?vladimir?, Revi saya suruh
menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih
rasanya ?? protes Revi.Imel sambil terengah-
engah menjawab, ?Memang gitu rasa sperma.
Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!?Saya
senyum-senyum saja melihat anak beranak itu
berebut menjilati ?Mr. Penny? saya. Pada saat itu,
saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu
senang dan tertawa ketika melihat ibu dan
tantenya berebutan ?Mr. Penny? dan menjilati
sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan
anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan
batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan
anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang
saya buat gerakan yang memaksa mereka harus
berciuman dan menempelkan lidah masing-
masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria,
tanpa beban.
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama
bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua
saja dengan Revi, yang benar-benar telah
merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi
kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya
berapa kali, kami sering janjian di sebuah
restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel,
selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan
Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar
mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa
tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung
adegan saya dan Maminya yang sedang
nungging di bathtub. Dia bertanya kepada
Maminya (walaupun tidak dijawab, karena
sedang ?sibuk? ?Mami diapain Om Vito, kok
teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun ikut
menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di
ruang TV, di samping Maminya yang telanjang
bulat, dengan sperma di buah dadanya yang
besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau
membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi
untuk menjilatinya.
Kami masih sering melakukan itu sampai
sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau
berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak
seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.


Adult | GO HOME | Exit
1/3252
U-ON

inc Powered by Xtgem.com